Senin, 28 September 2009

PROSESKREATIF “LIMA HURUF PURBA” Aryo Yudistira

Puisi itu tercipta pada suatu sore saat sedang berselancar di dunia FB, saat itu mata tertumbuk pada sosok wanita yang membuatku kagum! Tapi jika di logika nggak mungkinlah orang seperti aku bisa mendapatkan dia. Akhirnya untuk mengabadikan peristiwa kecil itu timbullah hasrat menulis puisi. Terciptalah tokoh ”aku” yang kagum terhadap wanita yang dianggap levelnya lebih tinggi. Si “aku” merasa bahwa si wanita pujaan itu seolah menghindar dan tak seakrab dulu lagi. Padahal si “aku” merasa nggak mengusik jalan hidup yang di tempuh si wanita. Si “aku” merasa nggak pantas mendikte si wanita yang jelas-jelas telah menguasai lebih hebat darinya! Si “aku” hanya pingin tahu apakah perasaan itu akan dibalas si wanita atau nggak? Andaikan si wanita itu menunggu kata “cinta” keluar dari bibir si “aku”, maka si “aku” justru pingin tahu apa sesungguhnya makna cinta menurut wanita pujaan itu. Si “aku” sudah lama tak lagi mengucap kata itu di depan wanita manapun! Jadi “kamar pribadi” adalah metafora buat isi hati, sedangkan “penari” juga hanya sekedar metafora buat aktivitas juga prestasi si wanita, sekedar memudahkanku dalam detail saja! Sementara judul yang aku ambil mungkin juga kurang tepat. Semata-mata kenakalan saya saja buat memancing komentar dari rekan-rekan di FB! Puisi yang teramat sangat sederhana mungkin, tercipta dalam waktu sekitar satu jam. Walaupun berasal dari imajinasi tapi tak aku pungkiri bahwa puisi itu tetap beraroma bau badan saya! Jadi “cinta” di sini bukan cinta seperti apa yang di syairkan Jalaludin Rumi ataupun Khalil Gibran, tapi apa yang pernah diucap oleh Romeo pada Juliet atau Rama pada Sinta!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar